TERGABUNG DALAM KONTINGEN TAGANA DIY PADA JAMBORE NASIONAL, FK TAGANA KOTA YOGYAKARTA BERI SUMBANGSIH  MAKSIMAL

TAGANA atau Taruna Siaga Bencana dibentuk sejak tahun 2004 dan semakin eksis menjadi garda terdepan, relawan militan, sekaligus produk kearifan lokal membanggakan yang kita miliki. Setiap tahun, Tagana di berbagai wilayah di Indonesia memperingati hari lahirnya. Pada 2021 ini Puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Tagana ke-17 dilaksanakan tanggal 28-31 Maret, tepatnya di Plaza Pantai Timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dengan mengusung tema "Sinergi Multi Pihak, Sukseskan TAGANA menjaga Alam”. Penutupan acara tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Sosial RI Tri Rismaharini.

Tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, agenda lain yang masih termasuk bagian dari rangkaian perayaan hari ulang tahun Tagana ke-17 adalah Bhakti Sosial dan Jambore Nasional. Jambore merupakan kegiatan perlombaan yang bertujuan untuk menguji kemampuan anggota Tagana. Di tengah situasi pandemi, lomba diselenggarakan secara offline dan online. Lomba secara offline yang diadakan di lokasi Jambore Nasional meliputi Water Rescue, Vertical Rescue dan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD), sedangkan secara online meliputi Keposkoan, Shelter, Dapur Umum, Logistik, dan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).

 FK TAGANA Kota Yogyakarta sebagai salah satu bagian dalam kontingen TAGANA DIY, mengirimkan 1 orang atlet bernama Pratama Udayana pada cabang perlombaan Water Rescue, ditemani Wahyu Hasanah sebagai tim pendamping yang bertugas mengurus kelengkapan administrasi dan perbekalan atlet selama bertanding. Selain mewakilkan atlet, Tagana Kota Yogyakarta juga ikut berpartisipasi dalam pendokumentasian kegiatan Dapur Umum dan Shelter Tegalrejo ketika bencana Covid 19 melanda, yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan pembuatan video untuk mengikuti lomba.

Berdasarkan keterangan Koordinator Lapangan (Korlap) perlombaan online  FK Tagana DIY, Winarto, bahan pembuatan video lomba merupakan dokumentasi asli kinerja rekan-rekan TAGANA Kabupaten/Kota se DIY sejak Januari hingga awal Maret 2021 yang dikumpulkan dari dokumen penanganan Covid 19 hingga Erupsi Merapi. Perlu waktu 4 hari untuk pengumpulan dokumentasi dan 1 hari untuk shooting pengambilan gambar pelengkap agar cerita sesuai Prosedur Tetap (PROTAP) Penanggulangan Bencana. Ia menjelaskan bahwa lomba dengan format online ini melewati proses penilaian juri yang cukup panjang.  “Mekanisme penilaiannya, yang pertama adalah penilaian video dan tulisan. Tulisan atau narasi itu menceritakan video yang dikirim, karena durasi maksimal video hanya 3 menit. Selanjutnya presentasi di depan juri sekaligus penilaian via zoom. Ada pula voting dari rekan-rekan TAGANA Indonesia untuk kategori favorit, di luar penjurian juri. Votingnya menggunakan media googleform yang di share di tingkat nasional”, paparnya dengan jelas.

Meskipun belum memenangkan perlombaan offline dan menjadi juara umum, TAGANA DIY wajib berbangga karena berhasil membawa pulang dua prestasi di perlombaan online yaitu video terfavorit untuk kategori Dapur Umum (hasil voting 36,6%) dan video terfavorit untuk kategori Shelter (hasil voting 58,5%). Prestasi tersebut membawa TAGANA DIY meraih Juara 1 kategori Dapur Umum dan Juara 1 kategori Shelter. Semua pencapaian yang didapat, sejatinya adalah hasil kolaborasi bersama seluruh unsur Tagana DIY, tak terkecuali sumbangsih Tagana Kota Yogyakarta dalam pengelolaan Shelter Tegalrejo dan Dapur Umum. Selamat atas prestasinya, semangat mengabdi tiada henti.