Pemberian Motivasi, dan Pelatihan Singkat Sablon dan Potong Rambut bagi Warga Rentan Hidup di Jalan Rentan Gelandangan Pengemis

Sebagai wujud kepedulian terhadap kehidupan anak jalanan dan gelandangan pengemis (gepeng) di Yogyakarta, Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan berupa Pemberian Motivasi dan Pelatihan Singkat bagi Warga Rentan Hidup di Jalan dan Rentan Gelandangan Pengemis. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada hari Selasa (06/04/2021) sampai dengan hari Jumat (09/04/2021), bertempat di Gedung Gotong Royong, Kelurahan Kotabaru. Tujuan dari diadakannya kegiatan ini yaitu untuk mendukung upaya penanganan masalah bagi para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), yaitu diantaranya anak jalanan dan gelandangan pengemis.

  

Kegiatan tersebut dibuka oleh Bapak Drs. Maryustion Tonang, M.M selaku Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari berbagai narasumber yaitu Ketua IPSM Kota Yogyakarta (Bapak Kasmad), KANIT BIN TIBMAS SAT BINMAS POLRESTA Yogyakarta (Bapak H. Wagiya, S.HI), Dokter Puskesmas Gedongtengen (Bapak dr. Tri Kusumo Bawono), dan Sakti Peksos Anak (Suharno Putro, S.Sos). Materi yang disampaikan erat kaitannya dengan kehidupan anak jalanan yang rawan akan penyimpangan sosial, seperti kejahatan jalanan, penyalahgunaan narkoba, dan bahkan HIV/ AIDS. Harapannya peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan self-awareness akan ancaman kehidupan jalanan, serta dapat lebih menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.

Dalam kegiatan ini, para peserta juga diberikan keterampilan tentang sablon dan potong rambut. Pelatihan sablon diberikan oleh Auliya Rahman Akbar Sultoni dari CV Expo Indo, sedangkan pelatihan potong rambut diberikan oleh Nanik Pujiastuti dari LKP Hanna Yogyakarta. Pelatihan diberikan oleh orang-orang yang memang ahli di bidangnya, sehingga dapat memberikan tidak hanya pengetahuan namun juga keterampilan praktek bagi para peserta pelatihan. Dengan dasar ilmu dan keterampilan yang telah dimiliki, maka selanjutnya diharapkan dapat menjadi sebuah modal kerja, ataupun modal wirausaha bagi para peserta. Tentunya, diikuti dengan komitmen dan tanggung jawab penuh untuk melaksanakannya. Sehingga stereotipe yang melekat dapat perlahan sirna, dan anak jalanan maupun gelandangan pengemis dapat lebih berdaya untuk menyongsong kehidupan yang lebih sejahtera.